Ringkasan Buku Sekolah
Kelas 12 ( SMA / MA / SMK )
SENI BUDAYA Semester 2
Bab XV Teater
Gambar .Gambar Panggung Prosenium
Peta Materi
Gambar .Peta Materi
A. Konsep Pergelaran Teater
Konsep pergelaran teater meliputi: konsep tata pentas, konsep tata rias, konsep tata busana, konsep tata cahaya, dan konsep musik ilustrasi.
Rias dalam pergelaran teater pada prinsipnya adalah rias karakter tokoh yang dihadirkan. Pentingnya rias selain memperkuat perwatakan tokoh cerita, juga untuk menyembunyikan wajah aslinya para pemain. Bahannya bisa menggunakan alat-alat kosmetik, bisa juga menggunakan bahan alami sepanjang tidak berdampak buruk pada wajah dan anggota tubuh lainnya.
Konsep busana bergantung pada waktu peristiwa cerita kapan terjadi, zaman apa, dan siapa. Jika lakon itu menceritakan zaman purba, maka konsep busananya zaman purba yang minimalis, terbuat dari daun dan kulit pohon. Jika peristiwa terjadi pada zaman kerajaan, maka konsep busananya menggunakan busana raja lengkap dengan atributnya serta pernak-pernik yang gemerlapan.
Cahaya dapat berasal dari matahari, lampu minyak, obor, atau lampu pertunjukan khusus yang sangat canggih. Kapasitas cahaya sangat bergantung pada kapasitas ruang tempat pertunjukan itu digelar. Jika pertunjukan dilaksanakan di ruang terbuka pada siang hari, tidak perlu menggunakan lampu khusus pertunjukan karena akan sia-sia. Sebaliknya, kalau malam hari, mungkin perlu ribuan watt untuk menerangi arena pertunjukan.
B. Teknik Penggarapan Teater
Sebuah konsep karya cipta teater harus didukung oleh teknik penggarapan yang memadai agar ide-ide yang berada dalam konsep bisa dikomunikasikan kepada penonton. Hal-hal teknis yang harus digarap meliputi:
Unsur pertama adalah naskah atau lakon atau cerita yang akan digarap menjadi sebuah pergelaran teater. Lakon atau naskah adalah materi yang dijadikan bahan pementasan. Tanpa lakon, tidak ada yang ingin dipentaskan atau ingin digarap melalui media teater.
Unsur kedua adalah pentas atau panggung tempat untuk menyelenggarakan pertunjukan teater. Panggung atau pentas ditata oleh seorang seniman penata sebelum dipergunakan untuk pertunjukan.
Unsur ketiga adalah pemain. Yang dimaksud dengan pemain adalah orang- orang yang tergabung dalam sebuah tim kerja untuk memproduksi karya pertunjukan. Ada pemain yang muncul di atas panggung disebut pemeran dan ada pemain yang berada di belakang layar.
Unsur keempat, yaitu sutradara. Orang yang pertama menemukan naskah yang akan digarap dalam bentuk pertunjukan adalah sutradara.
Unsur kelima adalah property. Dalam permainan teater, di samping mengoptimalkan kemampuan para pemeran di bidang akting, juga dibantu oleh perlengkapan lain untuk membantu menjelaskan maksud yang terkandung dalam naskah.
Gambar .Adegan Tokoh sedang memainkan property.
Sumber : Dok. Saung Sastra Lembang.
C. Prosedur Kekaryaan Teater
Secara prosedural karya teater berawal dari seorang penggagas pertama yang biasanya seorang sutradara. Setelah mendapatkan respons positif dari kelompoknya, maka pertemuan dikembangkan menjadi rapat perencanaan garapan teater. Setelah sepakat untuk menggarap pertunjukan teater, dilanjutkan dengan pembagian tugas.
Tim dibagi dua menjadi tim artistik dan tim produksi. Tim artistik terdiri atas sutradara, para calon penata, dan para calon pemain. Tim produksi meliputi produser, sekretaris, bendahara, serta seksi-seksi.
D. Penciptaan Karya Teater
Proses berteater merupakan kegiatan mencipta yang berpijak pada naskah yang akan dipentaskan. Proses karya cipta dikoordinir oleh sutradara yang mempunyai gagasan secara utuh. Para penata tugasnya menafsirkan ide sutradara. Selama proses selalu berkonsultasi dengan sutradara. Kemudian hasil tafsiran itu diwujudkan dalam bentuk karya cipta. Penata pentas mewujudkan karya cipta pentas. Penata busana mewujudkan karyanya dalam bentuk desain kostum para pemain. Penata rias menghasilkan karya cipta desain rias para para tokoh cerita. Penata musik mewujudkan karyanya dalam bentuk musik ilustrasi. Penata cahaya mewujudkan karya ciptanya dalam bentuk desain pencahayaan. Sementara para pemain tugasnya menciptakan suasana dalam tiap movement, adegan, dan babak, menciptakan irama permainan, menciptakan dinamika permainan serta menciptakan garis-garis dalam ruang melalui blocking. Selama proses penciptaan para pemain berada dalam bimbingan dan arahan sutradara.
E. Latihan Teater
Latihan dimulai dari eksplorasi atau pencarian idiom-idiom musik, dialog, artistik pentas, rias, dan busana. Para pemain latihannya diawali dengan olah tubuh, olah vocal, olah sukma, reading text, dan blocking. Sampai pada reading text, latihan dilakukan secara sektoral. Setelah hafal dialog, latihan digabung dengan musik dan penggunaan property. Busana untuk latihan menggunakan duplikat kostum yang direncanakan agar pada waktunya tidak merasa kaku.
F. Pergelaran Teater
Pergelaran teater semata-mata merupakan presentasi estetis hasil pencarian dan latihan melalui proses yang sangat panjang. Agar pergelaran berjalan lancar dan sukses, harus dikelola sedemikian rupa. Semua pihak harus bertanggung jawab atas tugasnya masing-masing. Koordinasi harus terus dilakukan agar tetap berada dalam satu spirit, yaitu mensukseskan pergelaran.
Ringkasan Seni Budaya Kelas 12 SMA / MA / SMK
Download Buku Sekolah Elektronik Kelas 12
Untuk melihat barang-barang bagus dan murah silahkan cek:
Komentar
Posting Komentar