Postingan Terbaru

Latihan Soal dan Jawaban Bab 14 Menampilkan Level dan Pola Lantai pada Gerak Tari - Seni Budaya Kelas 7 SMP/MTS

Latihan Soal dan Jawaban Bab 14 Menampilkan Level dan Pola Lantai pada Gerak Tari - Seni Budaya Kelas 7 SMP/MTS Soal 1: Apa yang dimaksud dengan level? Jawaban: Level adalah ketinggian badan penari saat melakukan gerak. Soal 2: Sebutkan tiga jenis level pada gerak tari! Jawaban: Tiga jenis level pada gerak tari adalah: Level tinggi: penari berdiri tegak dengan kedua kaki rapat atau dibuka selebar bahu. Level sedang: penari berdiri dengan lutut sedikit ditekuk atau badan direndahkan. Level rendah: penari duduk, jongkok, atau bahkan membungkuk. Soal 3: Mengapa level penting dalam gerak tari? Jawaban: Level penting dalam gerak tari karena dapat membuat penampilan tari tampak lebih dinamis dan menarik. Soal 4: Bagaimana cara menampilkan level tinggi dalam gerak tari? Jawaban: Cara menampilkan level tinggi dalam gerak tari adalah dengan berdiri tegak dengan kedua kaki rapat atau dibuka selebar bahu. Soal 5: Bagaimana cara menampilkan level sedang dalam gerak tari? Jawaban: Cara

Bab 6 - Mengapresiasi dan Mengkreasikan Fabel - Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTS

Ringkasan Buku Sekolah   
Kelas 7 (SMP/MTS) 
Bahasa Indonesia
Bab 6 Mengapresiasi dan Mengkreasikan Fabel

Cerita  

Cerita merupakan jenis teks narasi. Teks narasi mencakup semua jenis  tulisan atau lisan yang mengandung unsur cerita. Hampir setiap hari kita  terlibat dengan cerita. Berbincang dengan teman sambil menceritakan  sesuatu adalah kegiatan bercerita. Membaca atau menonton cerita  tentang jagoan superhero adalah kegiatan menikmati cerita. Menghayal  menjadi jagoan pembasmi kejahatan yang memiliki kehebatan luar biasa  merupakan kegiatan merancang cerita.  
Kita sering mendengar cerita atau menonton cerita di televisi, atau  menceritakan diri kita sendiri kepada orang lain. Saat berkumpul dengan  teman-teman, hampir dipastikan kita mahir bercerita. Dengan kata lain,  kita semua pernah menciptakan teks narasi dan menanggapi berbagai teks  narasi. Saat kita menceritakan suatu cerita berdasarkan pengalaman sendiri  atau yang kita dengar dan lihat dari televisi, kita sering kali menceritakan  dengan gaya yang berbeda dengan aslinya. Kita berupaya menceritakan  dengan cara sebaik mungkin. Usaha tersebut dapat dilakukan dengan  mengubah urutan cerita, memilih bahasa yang lebih menarik, dan  menambahkan rincian agar cerita makin menarik

Fabel  

Secara etimologis fabel berasal dari bahasa latin fabulat. Fabel merupakan  cerita tentang kehidupan binatang yang berperilaku menyerupai manusia.  Fabel termasuk jenis cerita fiksi, bukan kisah tentang kehidupan nyata.  Fabel sering juga disebut cerita moral karena pesan yang ada di dalam  cerita fabel berkaitan erat dengan moral. Teks cerita fabel tidak hanya  mengisahkan kehidupan binatang, tetapi juga mengisahkan kehidupan  manusia dengan segala karakternya.
Binatang-binatang yang ada pada cerita fabel memiliki karakter seperti  manusia. Karakter mereka ada yang baik dan ada juga yang tidak baik.  Mereka mempunyai sifat jujur, sopan, pintar, dan senang bersahabat, serta  melakukan perbuatan terpuji. Mereka ada juga yang berkarakter licik,  culas, sombong, suka menipu, dan ingin menang sendiri. Cerita fabel  tidak hanya ditujukan kepada anak-anak, tetapi juga kepada orang dewasa.  Setelah membaca dan memahami teks cerita fabel, kamu dapat belajar  pada karakter-karakter binatang tersebut. Cerita fabel menjadi salah satu  sarana yang potensial dalam menanamkan nilai-nilai moral. Kita dapat  belajar dan mencontoh karakter-karakter yang baik dari binatang itu agar  kamu memiliki sifat terpuji.

Ciri Fabel

a) Fabel mengambil tokoh para binatang.  
b) Watak tokoh para b natang digambarkan ada yang baik dan ada  yang buruk (seperti watak manusia).  
c) Tokoh para binatang bisa berbicara seperti manusia.  
d) Cerita memiliki rangkaian peristiwa yang menunjukkan kejadian  sebab-akibat. Rangkaian sebab- akibat diurutkan dari awal sampai  akhir.  
e) Fabel menggunakan latar alam (hutan, sungai, kolam, dll).  
f) Ciri bahasa yang digunakan (a) kalimat naratif/peristiwa (Katak  mendatangi Ikan yang sedang kehujanan, Semut menyimpan  makanan di lubang), (b) kalimat langsung yang berupa dialog para  tokoh, dan (c) menggunakan kata sehari-hari dalam situasi tidak  formal (bahasa percakapan).

Unsur Pembentuk Fabel

1. Tokoh: orang/hewan yang menjadi pelaku dalam cerita (tokoh  protagonis, atau antagonis, tokoh utama atau tokoh pembantu).  
2. Ciri tokoh utama adalah (1) sering dibicarakan; (2) sering muncul;  dan (3) menjadi pusat cerita (menggerakkan jalan cerita). Tokoh  pembantu adalah tokoh tambahan.  
3. Penokohan: pemberian karakter pada tokoh. Karakter bisa bersifat  protagonis/yang disukai atau tokoh antagonis/yang tidak disukai.  
4. Watak tokoh dapat disimpulkan dari penggambaran fisik,  penggambaran tindakan tokoh, dialog tokoh, monolog, atau  komentar/narasi penulis terhadap tokoh.  
5. Setting atau latar adalah tempat dan waktu kejadian serta suasana  dalam cerita. Ada tiga jenis latar, yaitu latar tempat, latar waktu,  dan latar sosial.  
6. Tema adalah gagasan yang mendasari cerita. Tema dapat ditemukan  dari kalimat kunci yang diungkapkan tokoh, atau penyimpulan  keseluruhan peristiwa sebab-akibat pada cerita  
7. Amanat adalah pesan yang disampaikan penulis secara tidak  langsung. Amanat disimpulkan dari sikap penulis terhadap  permasalahan yang diangkat pada cerita.

Alur fabel dimulai pengenalan, mulai munculnya masalah, masalah  memuncak, dan ditutup dengan pemecahan masalah dengan pesan-pesan  eksplisit.


Alur fabel dimulai pengenalan, mulai munculnya masalah, masalah  memuncak, dan ditutup dengan pemecahan masalah dengan pesan-pesan  eksplisit.

JENIS FABEL  

Ditinjau dari pemberian watak dan latarnya, dibedakan fabel alami dan  fabel adaptasi.  Fabel alami menggunakan watak tokoh binatang seperti pada kondisi alam  nyata. Misalnya, kura-kura diberi watak lamban, singa buas dan ganas.  Selain itu, fabel alami menggunakan alam sebagai latar (hutan, sungai,  kolam, dsb). Fabel adaptasi adalah fabel yang memberikan watak tokoh  dengan mengubah watak aslinya pada dunia nyata dan menggunakan  tempat-tempat lain sebagai latar (di rumah, di jalan raya). Misalnya,  landak yang pemalu berulang tahun di rumah makan.  
Ditinjau dari kemunculan pesan dibedakan fabel dengan koda dan tanpa  koda. Fabel dengan koda berarti fabel dengan memunculkan secara  eksplisit pesan pengarang di akhir cerita. Sebaliknya, fabel tanpa koda  tidak memberikan secar eksplisit pesan pengarang di akhir cerita.

Struktur Fabel

a. Orientasi  Bagian awal dari suatu cerita yang berisi pengenalan tokoh, latar  tempat, dan waktu.  
b. Komplikasi  Konflik atau permasalahan antara satu dengan tokoh yang lain.  Komplikasi menuju klimaks.  
c. Resolusi  Bagian yang berisi pemecahan masalah.  
d. Koda (boleh ada boleh tidak)  Bagian terakhir fabel yang berisi perubahan yang terjadi pada tokoh  dan pelajaran yang dapat dipetik dari cerita tersebut.


Referensi : Bahasa Indonesia, Kelas 7 SMP/MTS , BSE, Edisi Revisi 2017

Kalau kamu suka membaca dan ingin mendapatkan buku sekolah di smartphone, kamu bisa download aplikasi android di playstore dari CTF Studio. Dengan menggunakan aplikasi ini kamu bisa membaca bukunya secara offline juga bila telah mendownloadnya atau secara online bila tidak mau menyimpan banyak data di smartphone. Bila berganti buku dan kamu ingin melanjutkan membacanya, kamu tidak perlu mencari halaman yang sebelumnya, jadi tinggal melanjutkan bacaannya saja.


Matematika     IPA     B Indonesia     Seni Budaya     B Inggris     PPKN     Prakarya      IPS     PJOK     


Untuk melihat barang-barang bagus dan murah silahkan cek:

Promo Produk


Komentar

Postingan Populer

Bab 5 Listrik Dinamis dalam Kehidupan Sehari-hari - Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Kelas 9 SMP / MTS

BAB V. KEBUGARAN JASMANI - PJOK Kelas 8 SMP/MTS

BAB III Aktivitas Atletik Kelas 9 (SMP/MTS) PJOK