Postingan Terbaru

Gunung Lewotobi Laki-laki Erupsi, Ribuan Penduduk Mengungsi

Gunung Lewotobi Laki-laki Erupsi, Ribuan Penduduk Mengungsi Gunung Lewotobi Laki-laki yang berada di Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur, kembali mengalami peningkatan aktivitas vulkanik sejak akhir Maret 2025. Letusan yang terjadi pada 21 Maret memuntahkan kolom abu vulkanik setinggi lebih dari 8 kilometer. Akibatnya, status gunung tersebut dinaikkan ke level paling tinggi dan ribuan warga yang bermukim di sekitar lereng gunung terpaksa dievakuasi. Letusan ini merupakan bagian dari rangkaian aktivitas vulkanik yang sudah berlangsung sejak Desember 2023. Puncak letusan besar sempat terjadi pada awal November 2024 yang mengakibatkan korban jiwa sebanyak 10 orang, menghancurkan ribuan bangunan, dan membuat puluhan ribu warga harus mengungsi. Selain itu, abu vulkanik dari letusan tersebut juga berdampak pada penerbangan di Bali dan wilayah sekitarnya. Sebagai langkah antisipasi, pemerintah menetapkan zona larangan beraktivitas dalam radius 7 kilometer dari kawah. Otoritas setempat juga bere...

Bab 2 Menikmati Cerita Sejarah Indonesia - Bahasa Indonesia Kelas 12 SMA / MA

Ringkasan Buku Sekolah    
Kelas 12 (SMA / MA)  
Bahasa Indonesia
Bab 2 Menikmati Cerita Sejarah Indonesia


Latihan Soal dan Jawaban





Novel sejarah merupakan sebuah genre yang penting dan sering ditulis di negara-negara Barat. Negeara-negara tersebut menanamkan pentingnya sejarah dalam pendidikan. Novel sejarah membantu memperkenalkan dan mengakrabkan suatu masyarakat pada masa lalu bangsanya. Dengan demikian, pendidikan dalam novel dapat menanamkan akar pada bangsanya.

Novel sejarah adalah novel yang di dalamnya menjelaskan dan menceritakan tentang fakta kejadian masa lalu yang menjadi asal-muasal atau latar belakang terjadinya sesuatu yang memiliki nilai kesejarahan, bisa bersifat naratif atau deskriptif. Novel sejarah termasuk dalam teks naratif jika disajikan dengan menggunakan urutan peristiwa dan urutan waktu. Namun, jika novel sejarah disajikan secara simbolisasi verbal, novel tergolong ke dalam teks deskriptif.

Novel sejarah dapat dikategorikan sebagai novel ulang (rekon). Supaya tidak terjadi kesalahpahaman atas frasa "novel ulang", berikut ini penjelasan tentang jenis-jenis novel ulang. Berdasarkan jenisnya, novel ulang terdiri atas tiga jenis, yakni rekon pribadi, rekon faktual, dan rekon imajinatif.

1. Rekon pribadi adalah novel yang memuat kejadian dan penulisnya terlibat secara langsung.

2. Rekon faktual (informasional) adalah novel yang memuat kejadian faktual seperti eksperimen ilmiah, laporan polisi, dan lain-lain.

3. Rekon imajinatif adalah novel yang memuat kisa faktual yang dikhayalkan dan diceritakan secara lebih rinci.


Novel sejarah tergolong ke dalam rekon imajinatif, karena didasarkan atas fakta-fakta sejarah yang kemudian dikisahkan kembali dengan sudut pandang lain yang tidak muncul dalam fakta sejarah.

Sudut pandang emosi, kegemaran atau keluarga dapat menjadi pilihan dalam mengisahkannya.

Hal-hal menarik dalam Novel Sejarah

Saat mendengarkan pembacaan kutipan novel, tentulah terdapat bagian-bagian yang menarik. Kemenarikan itu dapat berupa waktu, tempat, tokoh yang mungkin bagi sebagian orang tidak asing.

Untuk mengukur kemampuan mendengarkan, jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini .

1. Kapankah latar waktu cerita dalam kutipan novel sejarah tersebut dibuat?

2. Di manakah latar dalam kutipan novel sejarah tersebut dibuat?

3. Peristiwa apa saja yang dikisahkan?

4. Siapa saja tokoh yang terlibat dalam penceritaan?

5. Di bagian apa sajakah yang menandakan bahwa novel tersebut tergolong ke dalam novel sejarah?


Struktur teks

Novel sejarah mempunya struktur teks yang sama dengan struktur novel lainnya yaitu orientasi, pengungkapan peristiwa, rising action, komplikasi, evaluasi/resolusi, dan koda.

1. Pengenalan situasi (exposition, orientasi)

Dalam bagian ini, pengarang memperkenalkan setting cerita baik waktu, tempat maupun peristiwa. selain itu, orientasi juga dapat disajikan dengan mengenalkan para tokoh, menata adegan, dan hubungan antar tokoh.

2. Pengungkapan peristiwa

Dalam bagian ini disajikan peristiwa awal yang menimbulkan berbagai masalah, pertentangan, ataupun kesukaran-kesukaran bagi para tokohnya.

3. Menuju konflik (rising action)

Terjadi peningkatan perhatian kegembiraan, kehebohan, ataupun keterlibatan berbagai situasi yang menyebabkan bertambahnya kesukaran tokoh.

4. Puncak konflik (turning point, komplikasi)

Bagian ini disebut pula sebagai klimaks. Inilah bagian cerita yang paling besar dan mendebarkan. pada bagian ini pula, ditentukannya perubahan nasib beberapa tokohnya.

5. Penyelesaian (evaluasi, resolusi)

Sebagai akhir cerita, pada bagian ini berisi penjelasan ataupun penilaian tentang sikap ataupun nasib-nasib yang dialami tokohnya setelah mengalami peristiwa puncak itu. Pada bagian ini pun sering pula dinyatakan wujud akhir dari kondisi ataupun nasib akhir yang dialami tokoh utama.

6. Koda

Bagian ini berupa komentar terhadap keseluruhan isi cerita, yang fungsinya sebagai penutup. Komentar yang dimaksud bisa disampaikan langsung oleh pengarang atau dengan mewakilkannya pada seorang tokoh.


Kaidah Kebahasaan Novel Sejarah

Beberapa kaidah kebahasaan yang berlaku pada novel sejarah adalah sebagai berikut .

1. Menggunakan banyak kalimat bermakna lampau.

Contoh.

Prajurit-prajurit yang telah diperintahkan membersihkan gedung bekas asrama telah menyelesaikan tugasnya.

2. Menggunakan banyak kata yang menyatakan urutan waktu (konjungsi kronologis, temporal), seperti : sejak saat itu, setelah itu, mula-mula, kemudian

Contoh.

Setelah juara gulat itu pergi Sang Adipadti bangkit dan berjalan tenang-tenang masuk ke kadipaten.

3. Menggunakan banyak kata kerja yang menggambarkan suatu tindakan (kata kerja material)

4. Menggunakan banyak kata kerja yang menunjukkan kalimat tak langsung sebagai cara menceritakan tuturan seorang tokoh oleh pengarang. MIsalnya , mengatakan bahwa, menceritakan tentang, menurut, mengungkapkan, menanyakan, menyatakan, menuturkan.

5. Menggunakan banyak kata kerja yang menyatakan sesuatu yang dipikirkan atau dirasakan oleh tokoh (kata kerja mental), misalnya, merasakan, menginginkan, mengharapkan, mendambakan, mentakan, menganggap.

6. Menggunakan banyak dialog. Hal ini ditunjukkan oleh tanda petik ganda ("...") ddan kata kerja yang menunjukkan tuturan langsung.

7. Menggunakan kata-kata sifat (descriptive language) untuk menggambarkan tokoh, tempat, atau suasana.

Selain menggunakan kata atau frasa bermakna kias, novel sejarah juga banyak menggunakan peribahasa, baik yang berbahasa daerah maupun berbahasa Indonesia.



Komentar

Postingan Populer

BAB I. PERMAINAN BOLA BESAR - PJOK Kelas 8 SMP/MTS

BAB X. Keselamatan di Jalan Raya - PJOK Kelas 8 SMP/MTS

BAB III Aktivitas Atletik Kelas 9 (SMP/MTS) PJOK