Postingan Terbaru

Latihan Soal dan Jawaban Bab 14 Menampilkan Level dan Pola Lantai pada Gerak Tari - Seni Budaya Kelas 7 SMP/MTS

Latihan Soal dan Jawaban Bab 14 Menampilkan Level dan Pola Lantai pada Gerak Tari - Seni Budaya Kelas 7 SMP/MTS Soal 1: Apa yang dimaksud dengan level? Jawaban: Level adalah ketinggian badan penari saat melakukan gerak. Soal 2: Sebutkan tiga jenis level pada gerak tari! Jawaban: Tiga jenis level pada gerak tari adalah: Level tinggi: penari berdiri tegak dengan kedua kaki rapat atau dibuka selebar bahu. Level sedang: penari berdiri dengan lutut sedikit ditekuk atau badan direndahkan. Level rendah: penari duduk, jongkok, atau bahkan membungkuk. Soal 3: Mengapa level penting dalam gerak tari? Jawaban: Level penting dalam gerak tari karena dapat membuat penampilan tari tampak lebih dinamis dan menarik. Soal 4: Bagaimana cara menampilkan level tinggi dalam gerak tari? Jawaban: Cara menampilkan level tinggi dalam gerak tari adalah dengan berdiri tegak dengan kedua kaki rapat atau dibuka selebar bahu. Soal 5: Bagaimana cara menampilkan level sedang dalam gerak tari? Jawaban: Cara

Bab VI Merancang Karya Ilmiah - Bahasa Indonesia Kelas 11 SMA / MA / SMK

Ringkasan Buku Sekolah    
Kelas 11 (SMA / MA)  
Bahasa Indonesia
Bab VI Merancang Karya Ilmiah


Latihan Soal dan Jawaban



Secara umum, bentuk penyajian karya ilmiah terbagi ke dalam tiga jenis, yaitu bentuk populer, bentuk semiformal, dan bentuk formal.

1. Bentuk Populer Karya ilmiah bentuk ini sering disebut karya ilmiah populer.

Bentuknya manasuka. Karya ilmiah bentuk ini bisa diungkapkan dalam bentuk karya ringkas. Ragam bahasanya bersifat santai (populer). Karya ilmiah populer umumnya dijumpai dalam media massa, seperti koran atau majalah. 

2. Bentuk Semiformal Secara garis besar, karya ilmiah bentuk ini terdiri atas: a. halaman judul, b. kata pengantar, c. daftar isi, d. pendahuluan, e. pembahasan, f. simpulan, dan g. daftar pustaka.

Bentuk karya ilmiah semacam itu, umumnya digunakan dalam berbagai jenis laporan biasa dan makalah.

3. Bentuk Formal Karya ilmiah bentuk formal disusun dengan memenuhi unsur-unsur kelengkapan akademis secara lengkap, seperti dalam skripsi, tesis, atau disertasi. Unsur-unsur karya ilmiah bentuk formal, meliputi hal-hal sebagai berikut.

a. Judul b. Tim pembimbing c. Kata pengantar d. Abstrak e. Daftar isi f. Bab Pendahuluan g. Bab Telaah kepustakaan/kerangka teoretis h. Bab Metode penelitian i. Bab Pembahasan hasil penelitian j. Bab Simpulan dan rekomendasi k. Daftar pustaka l. Lampiran-lampiran m. Riwayat hidup


bentuk penyajian


Beberapa bagian penting dari struktur karya ilmiah diuraikan sebagai berikut.

1. Judul Judul dalam karya ilmiah dirumuskan dalam satu frasa yang jelas dan lengkap. Judul mencerminkan hubungan antarvariabel.

Istilah hubungan di sini tidak selalu mempunyai makna korelasional, kausalitas, ataupun determinatif. Judul juga mencerminkan dan konsistensi dengan ruang lingkup penelitian, tujuan penelitian, subjek penelitian, dan metode penelitian.

2. Pendahuluan Pada karya ilmiah formal, bagian pendahuluan mencakup latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, dan manfaat atau kegunaan penelitian. 

3. Kerangka Teoretis Kerangka teoretis disebut juga kajian pustaka atau teori landasan.

4. Metodologi Penelitian Dalam karya tulis yang merupakan hasil penelitian, perlu dicantumkan pula bagian yang disebut dengan metode penelitian.

5. Pembahasan Bagian ini berisi paparan tentang isi pokok karya ilmiah, terkait dengan rumusan masalah/tujuan penulisan yang dikemukakan pada bab pendahuluan. 

6. Simpulan dan Saran Simpulan merupakan pemaknaan kembali atau sebagai sintesis dari keseluruhan unsur penulisan karya ilmiah. 

7. Daftar Pustaka Daftar pustaka memuat semua kepustakaan yang digunakan sebagai landasan dalam karya ilmiah yang terdapat dari sumber tertulis, baik itu yang berupa buku, artikel jurnal, dokumen resmi, maupun sumbersumber lain dari internet. 


Karya ilmiah menyajikan masalah-masalah yang objektif dan faktual.

1. Sistematis, susunan teks itu teratur dengan pola yang baku. Dimulai dengan pendahuluan, diikuti dengan pembahasan, dan diakhiri dengan simpulan.

2. Logis, isinya dapat dipahami dan dibenarkan oleh akal sehat; antara lain, didasari oleh hubungan sebab akibat.

3. Objektif (impersonal), pernyataan-pernyataannya didasarkan pandangan umum; tidak didasari pandangan pribadi penulisnya semata.

4. Faktual, kebenaran di dalamnya didasarkan kenyataan yang sesungguhnya; tidak imajinatif.


Kebahasaan Karya Ilmiah 

Objektivitas suatu karya ilmiah, antara lain, ditandai oleh pilihan kata yang bersifat impersonal. Hal ini berbeda dengan teks lain yang bersifat nonilmiah, semacam novel ataupun cerpen yang pengarangnya bisa ber-aku, kamu, dan dia. Kata ganti yang digunakan dalam karya ilmiah harus bersifat umum, misalnya penulis atau peneliti.

Karya ilmiah memerlukan kelugasan dalam pembahasannya. Karya ilmiah menghindari penggunaan kata dan kalimat yang bermakna ganda.

Ragam bahasa yang digunakan karya ilmiah harus lugas dan bermakna denotatif. 

Makna denotasi adalah makna kata yang tidak mengalami perubahan, sesuai dengan konsep asalnya. Makna denotasi disebut juga makna lugas.

Kata itu tidak mengalami penambahan-penambahan makna. Adapun makna konotasi adalah makna yang telah mengalami penambahan.

Tambahan-tambahan itu berdasarkan perasaan atau pikiran seseorang terhadap suatu hal.


Komentar

Postingan Populer

Bab 10 Teknologi Ramah Lingkungan - Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Kelas 9 SMP / MTS

Bab 8 Partikel Penyusun Benda dan Makhluk Hidup - Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Kelas 9 SMP / MTS

Bab 2 Wirausaha Rekayasa Bidang Konversi Energi - Kelas 11 (SMA / MA / SMK) Prakarya